MAK EROH WANITA BAJA PELINDUNG LINGKUNGAN ( MANUSIA DAN HARAPAN )
Hidup
memang merupakan sebuah perjuangan. Banyak para ahli filsafat yang sering
berkata Jadilah Garam Dunia. Mungkin itulah yang ada di benak Mak
Eroh. Perempuan setengah tua yang tidak kenal lelah tanpa berhenti terus
bekerja demi kesejahteraan warga sekitarnya. Mak Eroh berasal dari Tasikmalaya
tepatnya di Cisayong desa Pasir Kadu.
Mak
Eroh tahu betul bagaimana susahnya mendapatkan seember air bersih sungguh butuh
perjuangan. Kekeringanlah yang membuat Desa Pasir Kadu jauh dari kesejahteraan.
Sawah-sawah kering kerontang dan apabila mereka tidak bercocok tanam maka
kemiskinan telah berada di pelupuk mata. Sehingga dia memiliki gagasan untuk
membuat saluran air sepanjang50 meter yang dapat menghubungkan desa
Pasir Kadu dengan Sungai Cilutung. Kerja kerasnya dimulai pada Juni 1945, namun
gagasannya hanya menjadi bahan tertawaan warga sekitar. Dengan
bermodalkan 20 buah pahat, 20 martil, 20 linggis, 20 belincong, plus
cangkul yang ia beli dari penjualan perhiasan yang dia miliki.
Dengan
peralatan sederhana tersebut Mak Eroh menggantungkan badannya hanya dengan
bermodalkan seutas tali rotan lalu dengan gesitnya memapras bukit cadas.
Setelah berhasil membuat saluran sepanjang 50 meter dengan
bekerja 45 hari tanpa henti, dia melaporkan hasil kerjanya kepada
RT setempat. Warga seakan tidak percaya dengan hasil kerja seorang tamatan
kelas 3 SD yang dapat membuat saluran itu hanya dengan waktu yang begitu
singkat. Mak Eroh memberitahukan cara dia menaklukan bukit cadas yang begitu
menakutkan dengan waktu yang singkat. Setelah dia memberikan caranya itu 19
pemuda tergerak hatinya untuk membantu, namun 8 diantaranya berhenti setelah 8
hari.
Tidak
berhenti sampai di situ Mak Eroh memiliki misi yang jauh lebih berat lagi yaitu
membuat saluran air lanjutan sepanjang 4500m yang mengitari 8
bukit dengan kemiringan 60-90 derajat. Proyek raksasa itu dapat ia lahap dengan
bantuan pemuda warga sekitar dalam waktu 2.5 tahun.
Dengan kerja keras dan kegigihan maka
misi tersebut membuahkan hasil saluran dengan lebar 1 meter dan berkedalaman
0.25 meter yang menghubungkan sungai Cilutung dengan desa Pasir Kadu
Mak Eroh bukanlah orang yang pelit.
Ini dibuktikan dengan dia rela membagi hasil tetesan keringatnya dengan dua
desa tetangga. Dari hasil kerja kerasnya itu sawah seluas 60 hektare dapat
dialiri air Sungai Cilutung.
Tetesan keringat Mak Eroh juga
mendapatkan apresiasi dari pemerintah dengan memberikan Mak Eroh penghargaan
kalpataru pada tahun 1988. Lalu setahun kemudian organisasi Dunia PBB
memberikan penghargaan lingkungan(global 500).
Mak Eroh memberikan inspirasi kepada
kita bahwa alam dapat kita pergunakan namun kita jangan lupa untuk melestarikan
alam yang kita cintai ini.
Biografi Mak Eroh memberitahu kita
bahwa kerja keras dan kegigihan dapat membuahkan hasil yang luar biasa.
Dengan kerja keras Mak Eroh maka kini
beliau telah menghidupi puluhan keluarga dan juga menolong puluhan anak anak
dari kebodohan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar